image

Welcome to My Blog

Cloud Computing

Cloud Computing adalah pengiriman komputasi sebagai layanan bukan produk, dimana sumber daya bersama, perangkat lunak, dan informasi disediakan untuk komputer dan perangkat lain sebagai layanan meteran melalui jaringan (biasanya internet).
Cloud Computing menyediakan komputasi, perangkat lunak, akses data, dan sumber daya penyimpanan tanpa mengharuskan pengguna awan untuk mengetahui lokasi dan rincian lainnya dari infrastruktur komputasi.
Pada dasar komputasi awan adalah konsep yang lebih luas dari konvergensi infrastruktur (atau Converged Infrastruktur) dan layanan bersama.
Jenis lingkungan pusat data memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan aplikasi mereka dan berjalan lebih cepat, dengan pengelolaan yang lebih mudah dan pemeliharaan kurang, dan memungkinkan TI untuk lebih cepat menyesuaikan sumber daya TI (seperti server, storage, dan jaringan) untuk memenuhi permintaan bisnis yang fluktuatif dan tak terduga.


Cara Kerja Cloud Computing 
Ketika pengguna mengakses awan untuk sebuah website populer, banyak hal yang bisa terjadi. Pengguna IP misalnya dapat digunakan untuk menetapkan dimana pengguna berada (geolocation).



Green Computing itu makhluk apa?

Cikal bakal Green Computing dimulai pada tahun 1992. Saat itu US Environmental Protection Agency merelease program Energy Star, yaitu program promosi dan penghargaan bagi penerap efisiensi energi pada teknologi monitor, pengontrol iklim, dan teknologi lain. Istilah Green Computing muncul dengan booming-nya Energy Starini, khususnya merujuk ke bagaimana kita bisa efisien dalam konsumsi energi pada penggunaan produk computing. Landasan pergerakannya adalah kebutuhan akan economic viability (keberlangsungan hidup), social responsibility (tanggung jawab sosial) dan environmental impact (pengaruh lingkungan).
  1. Green IT: Fokus ke mengurangi konsumsi listrik, jumlah carbon footprint dan melakukan efisiensi energi dan kerja
  2. Unified Communications: Konsentrasi ke migrasi PBX ke VoIP
  3. Business Process Modeling: Era baru setelah UML, Use Case Diagram tidak mencukupi untuk menggambarkan business process yang lebih kompleks. Business Process Modeling Notation (BPMN) dan berbagai approach mulai bermunculan
  4. Metadata Management: Khususnya teknologi enterprise untuk manajemen data produk dan pelanggan. Bagian penting dari SOA.
  5. Virtualization 2.0: Ketika virtualisasi adalah utilisasi server dan implementasi aplikasi, virtualisasi 2.0 akan membantu kita mengarahkan kekuatan teknologi untuk proses otomasi yang lebih sempurna.
  6. Mashup & Composite Apps: Mashups and composite applications akan menghubungkan intranet korporasi bergaya Web 2.0 dengan internet publik. Diramalkan gartner akan mendominasi model pengembangan aplikasi enterprise mulai tahun 2010.
  7. Web Platform & WOA: Kombinasi dari Software as a service (SaaS) dan SOA akan menghasilkan Web Oriented Architecture (WOA). Kadang disebut juga dengan istilah cloud computing
  8. Computing Fabric: Ambil beberapa server blade, koneksikan semuanya dengan intelligent interconnect, dan tampilkan dalam bentuk single operating system image. Itulah “computing fabric“. Tren akan terus berkembang di era ke depan.
  9. Real World Web: Peralatan GPS yang semakin bervariasi dan built-in pada PDA, handphone dan iPhone akan membuat banyak perusahaan bisa memberikan layanan (aplikasi dan data) kepada kita sesuai dengan lokasi kita saat ini
  10. Social Software: Aplikasi social networking akan menuju ke enterprise dan internet korporasi

Solusi TI Ramah Lingkungan

Teknologi, di satu sisi memperbaiki dan mendukung kehidupan manusia, sementara di sisi lain menghancurkan. Teknologi selalu menyatu dengan konsekuensinya, teknologi tidaklah netral, demikian dikatakan Naisbit (1999). Teknologi Informasi (TI) adalah produk kreatif dari imaginasi dan mimpi manusia, keberadaanya telah menjadi bagian integral dari evolusi kultur manusia. Memanfaatkan TI secara efisien namun dengan hasil yang optimal adalah imperatif, untuk menggeser garis resultan konsekuensi agar (cenderung) berada pada sisi positif.
Diperlukan perubahan paradigma dan perilaku agar TI memberi manfaat melampaui biaya yang sudah dikeluarkan untuk investasi dan energi. Manfaat, bukan hanya memberi solusi komputasi, tetapi juga memberi sumbangan positif (baca: menjaga) alam semesta dalam bentuk mengurangi deforestasi atau kerusakan hutan. TI yang merupakan produk hitech memiliki konotasi dengan kota dan modernkok dikaitkan dengan hutan yang lebih dekat dengan “tarsan” dan primitif. Adakah kaitannya? Green computing adalah jawabannya. Meskipun kita jarang (atau bahkan tidak pernah) mendengar, ini bukan istilah baru dalam khasanah TI. Yang jelas, green computing bukan komputasi tarsan atau komputasi primitif, tetapi solusi komputasi modern dan beradab.
Adalah suatu sifat egois—secara individu ataupun organisasi– apabila memanfaatkan TI hanya untuk memberi solusi komputasi saja, menerima data dan mengolahnya menjadi informasi sehingga memiliki arti bagi stakeholders. Tetapi apabila stakeholders tersebut hanya berkaitan dengan informasi, dalam konsep green computing disebut shareholders. Konsep green computing mempertimbangkantriple bottom line (3BL)–manusia, planet, dan profit– sebagai stakeholders (en.wikiedia.org). Green computing adalah perilaku menggunakan sumber daya komputasi secara efisien, dengan cara memaksimalkan efisiensi energi, memperpanjang masa pakai perangkat keras, meminimalkan penggunaan kertas, dan beberapa hal teknis lainnya. Mengacu pada konsep 3BL, pengembangana sistem berbasis TI harus mempertimbangkan seluruh elemen stakeholders, tidak hanya memaksimalkan keuntungan shareholders saja.

Apa itu Green Computing ?

Green Computing adalah perilaku menggunakan sumber daya komputasi secara efisien, dengan cara memaksimalkan efisiensi energi, memperpanjang masa pakai perangkat keras, meminimalkan penggunaan kertas, dan beberapa hal teknis lainnya.

Dengan perkembangan TI (Teknologi Informasi) yang begitu cepat, penggunaan produk-produk TI pun juga meningkat. Dalam menggunakan produk TI baik software maupun hardware, sangat disarankan bagi seluruh pihak pelaku TI untuk memegang prinsip 3BL (triple bottom line) yang terdiri dari planet (lingkungan), people (manusia) dan profit (manfaat) . 

Bagi banyak orang, apa sebenarnya arti green computing? Sederhana sebenarnya. Green computing berarti menggunakan sumber daya sebaik-baiknya.

Mari kita gunakan contoh sederhana. Sebagian besar dari kita menggunakan PC dalam kehidupan sehari-hari, baik itu untuk bekerja, melakukan kegiatan-kegiatan lainnya, bahkan bermain game. Sekarang, apakah Anda tetap membiarkan PC menyala saat tidak digunakan? Terkadang memang kita sering melupakan PC dan monitor dalam keadaan menyala. Sadarkah anda sebuah PC tanpa monitor umumnya mengkonsumsi listrik sebesar 65 - 100 watt saat tidak digunakan. Tentu ini sangat tidak efisien. Sumber daya tersebut tetap terpakai walau kita tidak melakukan apa-apa.

Apa yang bisa kita lakukan? Matikan PC dan perangkat-perangkat elektronik lain yang terhubung dengan komputer anda saat tidak digunakan.

Ini berarti Anda sudah menghemat daya dan mengurangi tagihan listrik Anda. 
Budayakanlah green computing dengan membudayakan green computing secara tidak langsung kita telah mendukung penghematan energi dan terhindar dari krisis listrik berlanjut.

 

Lorem ipsum

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Donec libero. Suspendisse bibendum. Cras id urna. Morbi tincidunt, orci ac convallis aliquam, lectus turpis varius lorem, eu posuere nunc justo tempus leo. Donec mattis, purus nec placerat bibendum, dui pede condimentum odio, ac blandit ante orci ut diam.

Music

Free Dale Walking ani - Link Select Cursors at www.totallyfreecursors.com

Total Tayangan Halaman

Labels